Orangorang terkaya di dunia berkontribusi besar pada perubahan iklim melalui gaya hidup yang boros karbon, seperti menggunakan pesawat jet pribadi. Siapakah yang dimaksud dengan 'orang kaya'? Unduh PDF Unduh PDF Menghitung jejak karbon sendiri dapat membantu Anda mengenali berbagai cara untuk mengurangi dampak pada lingkungan. Menghitung jejak karbon mengharuskan Anda mempertimbangkan beragam faktor. Anda mungkin tidak bisa mendapatkan angka pasti dari jejak karbon Anda, tetapi Anda bisa mendapat estimasi yang cukup akurat. Anda bisa menghitung beberapa hal, seperti jumlah air dan limbah, poin-poin pemakaian, sedangkan hal lain, seperti efek penggunaan mobil dan peralatan rumah tangga, dapat dihitung dalam satuan ton emisi C02. 1 Hitung jumlah orang di rumah Anda. Jika Anda tinggal sendiri, jejak karbon Anda kemungkinan akan lebih tinggi daripada orang yang tinggal di rumah atau apartemen bersama orang lain. Jika tinggal bersama orang lain, Anda akan berbagi ongkos listrik, air, bahan bakar untuk hidup di rumah. Jika Anda tinggal sendiri, tambahkan 14 poin ke dalam jejak karbon Anda. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan 1 orang lain, tambahkan 12 poin. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan 2 orang lain, tambahkan 10 poin. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan 3 orang, tambahkan 8 poin. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan 4 orang, tambahkan 6 poin. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan 5 orang, tambahkan 5 poin. Jika Anda berbagi rumah atau apartemen dengan lebih dari 5 orang, tambahkan 2 poin. 2 Perhatikan ukuran rumah Anda. Rumah berukuran kecil memberi efek yang lebih sedikit terhadap lingkungan. Perhatikan ukuran rumah Anda saat menghitung dampaknya terhadap lingkungan. Jika Anda tinggal di rumah besar, tambahkan 10 poin ke dalam skor. Jika Anda tinggal di rumah berukuran sedang, tambahkan 7 poin. Jika Anda tinggal di rumah kecil, tambahkan 4 poin. Jika Anda tinggal di apartemen, tambahkan 2 poin. 3 Evaluasi pilihan makanan Anda. Jenis makanan yang disantap juga memengaruhi jejak karbon Anda. Jejak tersebut akan lebih besar jika Anda menyantap daging ternak secara rutin, dan angka itu akan mengecil jika Anda sama sekali tidak menyantap daging atau produk hewani. Jika Anda menyantap daging hewan ternak setiap hari, tambahkan 10 poin. Jika Anda menyantap daging hewan ternak beberapa kali dalam seminggu, tambahkan 8 poin. Jika Anda adalah seorang vegetarian, tambahkan 4 poin. Jika Anda seorang vegan atau hanya menyantap daging hewan liar, tambahkan 2 poin. Anda juga perlu menambah 12 poin apabila sebagian besar makanan yang Anda santap adalah makanan kemasan, seperti piza beku, sereal, dan keripik kentang. Jika Anda menyantap makanan kemasan dan makanan segar secara seimbang, cukup tambahkan 6 poin. Jika Anda hanya memakan bahan-bahan segar, bahan-bahan dari petani lokal, atau daging hewan buruan, tambahkan 2 poin. 4 Periksa konsumsi air Anda. Konsumsi air dari perabotan di rumah juga penting untuk diperhatikan saat menghitung jejak karbon. Pertimbangkan berapa kali dalam seminggu Anda menyalakan mesin pencuci piring dan/atau mesin cuci. Jika Anda menyalakan mesin pencuci piring atau mesin cuci lebih dari 9 kali dalam seminggu, tambahkan 3 poin. Jika Anda memakai mesin tersebut sebanyak 4 sampai 9 kali, tambahkan 2 poin. Jika Anda memakainya sebanyak 1 sampai 3 kali, tambahkan 1 poin. Jika Anda tidak punya mesin ini, tidak perlu menambah poin. Apabila Anda memiliki mesin pencuci piring dan mesin cuci, kalikan poin Anda dengan dua. 5 Tentukan berapa banyak pembelian rumah tangga yang Anda lakukan setiap hari. Jumlah barang rumah tangga yang dibeli juga dapat memengaruhi jejak karbon Anda. Jika Anda membeli banyak barang baru, skor Anda akan lebih tinggi daripada orang lain yang tidak membeli apa-apa atau hanya membeli barang bekas. Jika Anda membeli lebih dari 7 barang baru berupa furnitur, elektronik, atau gawai rumah tangga lainnya per tahun, tambahkan 10 poin. Jika Anda membeli antara 5 sampai 7 barang, tambahkan 8 poin. Jika Anda membeli antara 3 sampai 5 barang , tambahkan 6 poin. Jika Anda membeli kurang dari 3 barang, tambahkan 4 poin. Jika Anda hampir tidak membeli apa-apa atau hanya membeli barang bekas, tambahkan 2 poin. 6 Pertimbangkan berapa banyak limbah yang Anda hasilkan. Makin banyak tempat sampah yang terisi tiap minggu, makin besar jejak karbon Anda. Hitunglah berapa sering Anda mengisi tempat sampah setiap minggu dan tambahkan poin sesuai jumlah tersebut. Jika Anda mengisi 4 tempat sampah setiap minggu, tambahkan 50 poin. Jika Anda mengisi 3 tempat sampah per minggu, tambahkan 40 poin. Jika Anda mengisi 2 tempat sampah per minggu, tambahkan 3 poin. Jika Anda mengisi 1 tempat sampah per minggu, tambahkan 20 poin. Jika Anda mengisi setengah tempat sampah atau kurang per minggu, tambahkan 5 poin. 7 Kenali jumlah limbah yang Anda daur ulang. Jika Anda tidak melakukan daur ulang, tambahkan 24 poin ke skor Anda. Namun, jika Anda melakukannyam mulailah dengan memberi 24 poin, lalu kurangi sesuai jenis barang yang didaur ulang. Anda bisa membagi empat poin dari masing-masing kategori berikut ini Kaca Plastik Kertas Aluminium Besi Limbah makanan pembuatan kompos 8 Hitung skor transportasi tahunan. Anda juga perlu mempertimbangkan jejak karbon saat bepergian, baik berdasarkan jarak yang Anda tempuh dengan kendaraan pribadi, jarak yang ditempuh dengan transportasi publik, dan jarak yang ditempuh saat bepergian dengan pesawat untuk berlibur. Untuk penggunaan kendaraan pribadi, tambahkan 12 poin apabila Anda bepergian lebih dari km per tahun. Tambahkan 10 poin jika Anda bepergian sejauh km sampai km per tahun. Tambahkan 6 poin jika Anda bepergian sejauh km sampai km per tahun. Tidak perlu menambah poin jika Anda tidak punya mobil. Untuk transportasi umum, tambahkan 12 poin jika Anda bepergian lebih dari km per tahun. Tambahkan 10 poin jika Anda bepergian sejauh km sampai km per tahun. Tambahkan 6 poin jika Anda bepergian sejauh km sampai km per tahun. Tambahkan 4 poin jika Anda bepergian sejauh km sampai km per tahun. Tambahkan 2 poin apabila Anda bepergian kurang dari km per tahun. Tidak perlu menambahkan apa pun apabila Anda tidak memakai transportasi publik. Untuk perjalanan udara, tambahkan 2 poin apabila Anda hanya bepergian dalam jarak pendek selama 1 tahun, seperti perjalanan antarkota di satu pulau yang sama. Tambahkan 6 poin jika Anda bepergian lebih jauh, seperti ke pulau lain atau negara tetangga. Tambahkan 20 poin jika Anda bepergian jauh, seperti ke benua lain. 9 Jumlahkan semua poin yang Anda miliki. Setelah menghitung poin untuk masing-masing kategori, jumlahkan semuanya untuk mendapat skor jejak karbon. Makin kecil skonya, makin bagus. Jika skor Anda kurang dari 60 poin, Anda memberi dampak kecil pada planet ini. Jika lebih tinggi dari 60 poin, Anda mungkin perlu mencari cara lain untuk mengurangi dampak terhadap planet ini. Sebagai contoh, Anda bisa mengganti perabotan lama dengan perabotan hemat energi, mengurangi pembelian barang kemasan, memakai transportasi publik atau menebeng, membuat kompos, dan mendaur ulang. Iklan 1 Tambahkan 2 sampai 12 ton emisi CO2 jika Anda memiliki sebuah mobil. Mobil yang Anda beli tentu perlu diproduksi sehingga menambah jumlah jejak karbon Anda. Namun, ingatlah bahwa jejak karbon produksi mobil berlaku seumur hidup kendaraan tersebut. Dengan demikian, makin lama Anda mengendarainya, makin rendah dampaknya seiring waktu. Mulailah dengan menambah antara 5 sampai 12 ton emisi CO2, tergantung dari ukuran mobil Anda.[1] Jika Anda memiliki kendaraan hibrida atau elektrik, tambahkan 2 ton emisi CO2. Jika Anda memiliki mobil kecil atau mobil berukuran mini, tambahkan 5 ton emisi CO2. Jika Anda memiliki mobil berukuran sedang, seperti sedan, tambahkan 9 ton emisi CO2. Jika Anda memiliki kendaran besar, seperti SUV atau truk, tambahkan 12 ton emisi CO2. 2 Hitung total penggunaan bahan bakar. Jumlah bahan bakar yang dipakai untuk mengendarai mobil setiap tahun juga dapat memengaruhi jejak karbon Anda. Jika Anda sering mengendarai mobil, jejak karbonnya akan lebih besar. Periksa jarak yang telah ditempuh kendaraan dan jumlah km per liternya, lalu buat perhitungan sederhana berdasarkan informasi tersebut. Gunakanlah rumus total kilometer yang ditempuh/kilometer per liter = jumlah penggunaan bahan bakar. Sebagai contoh, km / 60 km per liter = 200 liter bahan bakar 3 Kalikan jumlah penggunaan bahan bakar berdasarkan faktor konversi. Untuk mengonversi total penggunaan bahan bakar pada mobil yang berubah menjadi emisi CO2, Anda perlu mengalikan hasilnya dengan faktor konversi 22. Gunakan rumus total bahan bakar yang dipakai X 22 = emisi CO2. Sebagai contoh, 200 liter X 22 = 1995 kg CO2 4 Periksa biaya kebutuhan rumah tangga setiap bulan. Beberapa perusahaan penyedia kebutuhan rumah tangga dapat memberikan jumlah jejak karbon Anda dalam satu bulan. Periksa tagihan kebutuhan rumah untuk mencari tahu jumlah pemakaian Anda, lalu masukkan angka tersebut ke dalam rumus sederhana untuk mengetahui dampaknya terhadap lingkungan. Kalikan kilowatt jam dengan 1,85. Sebagai contoh, 67 jam X 1,85 = pon CO2 sekitar 56 kilogram. Kalikan penggunaan gas alam Anda dalam satuan therm dengan 13,466. Sebagai contoh, 19 Therm X = 256 kg CO2 sekitar 116 kg. Kalikan satu tabung gas yang Anda pakai dengan 13. Sebagai contoh, 3 tabung X 13 = 39 pon CO2 sekitar 17 kg. Kalikan satu galon bahan bakar kendaraan sekitar 3,7 liter yang Anda pakai dengan 22. Sebagai contoh, 15 galon bahan bakar 56 liter X 22 = 330 pon bahan bakar sekitar 150 kg. 5 Pertimbangkan pengurangan karbon yang Anda lakukan. Jika Anda membeli atau melakukan sesuatu yang dapat mengurang jumlah karbon, Anda bisa mengurangi jumlah total emisi karbon sesuai dengan jumlah tersebut. Sebagai contoh, 1 pohon dapat menyerap satu ton karbon di sepanjang hidupnya. Jadi, jika Anda memiliki sedan berukuran sedang, menanam 9 pohon dapat mengimpaskan produksi jejak karbon mobil Anda.[2] Datangi kelompok-kelompok nonprofit yang menanam pohon untuk mengurangi emisi karbon. Anda bisa mendonasikan uang untuk melakukan penanaman pohon dan mengurangi jejak karbon Anda. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?

Bagikamu yang asing mendengar apa itu jejak karbon (carbon footprint), aku akan jelaskan kenapa penting untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitasmu sehari-hari. Kenapa Jejak Karbon Berbahaya? Para ahli mengatakan bahwa ini adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa suhu berhenti naik dan tidak

Btari NadineKarbon sebagai unsur, sangat berperan penting dalam pembentukan kehidupan di bumi. Semua makhluk hidup memiliki unsur karbon dalam tubuhnya, meski dalam bentuk senyawa dengan unsur lain seperti hidrogen dan oksigen. Namun kali ini, kita akan membahas tentang senyawa karbon dioksida CO2, khususnya yang terkandung dalam gas emisi yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan Jejak KarbonDalam dua dekade terakhir, istilah emisi karbon sangat familiar di telinga kita. Istilah ini muncul beriringan dengan topik-topik perubahan iklim lainnya seperti efek rumah kaca, krisis iklim dan jejak karbon. Sebagai generasi yang hidup di tengah krisis iklim, masa depan bumi semakin bergantung pada tindakan kita sekarang. Jejak karbon adalah jumlah emisi atau gas rumah kaca termasuk karbon dioksida yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu. Seiring dengan bertambahnya populasi dan globalisasi, jejak karbon pun semakin tinggi dan memengaruhi iklim dunia secara negatif. Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut dalam mengubah pola hidup, kita harus menyadari seberapa besar perubahan yang perlu kita lakukan dengan cara melihat jejak karbon carbon footprint Mana Jejak Karbon Berasal dan Bagaimana Dampak Jejak Karbon?Setiap kegiatan yang kita lakukan, dan setiap barang yang kita gunakan atau konsumsi, selalu memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Sebagai contoh, kita mengonsumsi wagyu steak yang diimpor dari Jepang di sebuah restoran di tengah kota. Emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas tersebut dapat ditarik sejauh peternakan sapi. Sistem pencernaan sapi mengandung bakteri tertentu yang mampu mencerna serat seperti rumput. Namun, proses pencernaan ini menyebabkan sapi mengeluarkan metana, gas rumah kaca yang 28-34 kali lebih kuat’ dari karbon dioksida dalam rentang 100 emisi karbon terbentuk dari proses penyembelihan, pengemasan, hingga pengiriman daging antarnegara. Proses penyajian pun juga Penyimpanan menghasilkan emisi karbon, mulai dari penyimpanan daging dalam freezer hingga dimasak. Belum lagi emisi karbon yang dihasilkan dari perjalanan kita ke restoran steak ini beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan emisi karbonPembakaran bahan bakar fosil, seperti memasak dengan gas dan mengendarai mobil, menghasilkan karbon dioksida CO2Proses perkebunan dan peternakan menghasilkan gas metana CH4, seperti pada kotoran hewan ternakPerubahan penggunaan lahan, seperti deforestasi hutan, pertanian, perkebunan, dan urbanisasiJejak karbon yang kita hasilkan akan memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi, seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam Jejak KarbonBanyak sekali aktivitas kita yang tidak disadari menimbulkan jejak karbon, seperti aktivitas-aktivitas berikutPenggunaan KendaraanBahan bakar fosil masih menjadi sumber energi utama bagi kendaraan dan industri. Pembakaran bensin, solar, dan gas akan menghasilkan emisi karbon. Sehingga, bepergian menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil akan meningkatkan kontribusi kita terhadap emisi karbon dunia. Jika menggunakan kendaraan nol emisi seperti sepeda tidak memungkinkan, cobalah untuk lebih sering menggunakan transportasi umum daripada kendaraan Listrik dan AirListrik masih sangat mengandalkan sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara. Semakin besar energi listrik yang digunakan, tentu akan menghasilkan emisi karbon lebih banyak dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit listrik. Selain itu, meski air merupakan energi terbarukan, untuk mengelola air bersih yang bisa kita gunakan, membutuhkan banyak energi yang berasal dari energi tak terbarukan. Maka dari itu, usahakan agar kita menghemat penggunaan air dan listrik dalam kehidupan sehari-hari MakananMakanan yang kita konsumsi menghasilkan apa yang disebut dengan jejak karbon. Daging misalnya, menghasilkan jejak karbon yang sangat besar dibanding bahan makanan lain. Jejak karbon ini merupakan akumulasi dari emisi karbon yang dihasilkan mulai dari peternakan, produksi, pengolahan daging, hingga Cara Menghitung Jejak Karbon?Jejak karbon dapat direpresentasikan dalam carbon dioxide equivalent CO2e. Gas-gas rumah kaca potensinya disetarakan dengan bahaya potensi gas karbon dioksida. Jumlah dan potensi gas rumah kaca dapat dihitung dengan caraJumlah emisi gas rumah kaca X Indeks GWP atau Global Warming PotentialContoh1 kg gas metana CH4 x 28 = 28 kg CO2eSemakin tinggi nilai indeks jejak karbon yang kita hasilkan, semakin tinggi juga konsentrasi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Tingginya konsentrasi gas rumah kaca tersebut akan berujung pada peningkatan suhu bumi dan perubahan rata-rata jejak karbon untuk satu orang saat ini adalah 4 ton per tahun, bayangkan berapa jejak karbon yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan raksasa dengan rantai industri global? Padahal, untuk menghindari kenaikan suhu bumi 2℃, jejak karbon global rata-rata harus turun hingga di bawah 2 ton pada Cara Mengurangi Jejak Karbon?Tentunya, sebagai individu ada berbagai metode yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon pada aktivitas kita. Mengurangi konsumsi barang atau makanan imporMengurangi packaging sekali pakaiMenggunakan transportasi umum atau bahan bakar yang lebih hemat energiCabut arus listrik yang tidak terpakai dan gunakan alat elektronik hemat energiBerpartisipasi dalam proyek-proyek hijauMenjaga Jumlah Emisi Karbon Lewat Perdagangan Karbon di BursaUrgensi penanganan masalah iklim akibat emisi karbon semakin mendesak. Tidak hanya berasal dari masyarakat, pemerintah dan swasta raksasa pun perlu mencanangkan komitmen global untuk permasalahan ini. Pada 12 Desember 2015, sebanyak 195 negara termasuk Indonesia, menyepakati perjanjian iklim global yang dikenal sebagai Perjanjian Paris Paris Agreement. Perjanjian ini sepenuhnya bersifat sukarela, di mana semua negara yang menyepakatinya berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan memastikan suhu global tidak naik lebih dari 2˚C menjaga kenaikan suhu global tetap di bawah Perjanjian Paris mulai berlaku efektif pada 4 November 2016. Melanjutkan dari kesepakatan tersebut, skema-skema perdagangan karbon karbon global pun dilaksanakan untuk menjaga jumlah emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer. Terkait pengawasan emisi karbon, perdagangan karbon umumnya dilakukan melalui bursa komoditi dengan standar satuan tertentu. “Karbon” yang dimaksud dalam perdagangan karbon di bursa adalah kredit karbon. Secara sederhana, kredit karbon merepresentasikan hak’ menghasilkan karbon. Kredit ini dihasilkan oleh proyek-proyek penghijauan dengan metode perhitungan potensi penyerapan karbon yang telah diakui secara itu, usaha maupun instansi yang menghasilkan emisi karbon lebih dari kredit atau hak’ yang dimiliki, dapat membeli kredit karbon yang dijual di pasar karbon. Dengan demikian, kita dapat mengontrol sekaligus menyeimbangkan jumlah emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer bumi dan menjaga kenaikan suhu global di bawah juga artikel lainnya SyariahMurabahahDerivatifSharia Situsweb yang berbasis di Inggris membantu Anda mengetahui hal ini, dan inilah cara menghitung jejak karbon digital Anda. Jejak karbon atau carbon footprint sendiri adalah jumlah emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari seluruh aktivitas seseorang atau entitas lain, termasuk gedung, perusahaan, negara, penyedia layanan digital, dan

Jejak karbon adalah ukuran dampak aktivitas manusia yang dinyatakan dalam jumlah emisi gas rumah kaca karbondioksida. Setiap kegiatan manusia selalu berdampak pada lingkungan. Salah satu dampak tersebut adalah berupa sumbangan emisi gas rumah kaca karbon dikosida. Dampak tersebut bisa terjadi secara langsung seperti membakar sampah maupun tidak langsung seperti menggunakan listrik dari PLTU. Gas rumah kaca yang diemisikan inilah yang kemudian menyebabkan panas yang masuk ke bumi menjadi terperangkap di atmosfer bumi sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Banyaknya emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia inilah yang disebut sebagai jejak karbon carbon footprint. Fungsi Jejak KarbonJenis-jenis jejak karbon Carboon FootprintCara menghitung jejak karbon Fungsi Jejak Karbon Jejak karbon ini penting untuk diketahui agar kita bisa mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitas kita. Dengan demikian, kita bisa berusaha mengurangi dampak jejak karbon yang kita hasilkan sehari-hari. Dan juga berusaha untuk mengimbangi dampak jejak karbon yang telah kita hasilkan. Jenis-jenis jejak karbon Carboon Footprint Jejak karbon ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu jejak karbon primer primary carbon footprint jejak karbon sekunder secondary carbon footprint. Jejak karbon primer merupakan jejak karbon yang ditimbulkan dari proses pembakaran langsung bahan bakar fosil, misalnya saja pemakaian kendaraan bermotor. Sedangkan jejak karbon sekunder, merupakan jejak karbon yang ditimbulkan dari proses siklus produk-produk yang digunakan, dari pembuatan hingga penguraian. Contoh dari jejak karbon sekunder ini adalah produk-produk yang dikonsumsi sehari-hari biasanya berupa makanan, sehingga semakin banyak produk yang dikonsumsi maka jejak karbonnya akan semakin besar. Cara menghitung jejak karbon Bagaimana caranya kita bisa mengetahui berapa besarnya jejak karbon dari aktivitas kita? Sebetulnya ada banyak penghitung jejak karbon di internet. Secara umum, ada banyak hal yang bisa dimasukan dalam perhitungan jejak karbon carbon footprint. Seperti misalnya untuk penghitungan jejak karbon dari aktivitas individu atau rumah tangga, maka aktivitas yang dihitung bisa meliputi konsumsi makanan, aktivitas perjalanan, serta konsumsi listrik rumah tangga. Konsumsi makanan ini mencakup apakah produk yang dikonsumsi memiliki kadar jejak karbon tinggi atau tidak. Jenis makanan yang mengandung jejak karbon tinggi biasanya berupa daging, sedangkan jenis makanan yang mengandung jejak karbon rendah biasanya berupa sayuran. Berikut adalah kadar karbon dari beberapa jenis makanan, seperti dikutip dari Environmental Working Group EWG. Jejak karbon dari aktivitas perjalanan bisa meliputi jenis kendaraan yang digunakan, apakah kendaraan pribadi mobil atau motor atau kendaraan umum bus, kereta api, atau pesawat. Jika menggunakan kendaraan pribadi, maka penghitungan jejak karbon juga akan meliputi jenis bahan bakar yang digunakan. Dikutip dari Energy Information Administration EIA Amerika Serikat, berkut ini adalah besar emisi gas rumah kaca dari berbagai bahan bakar avtur adalah 2,20 kg CO2/literbiosolar adalah 2,50 kg CO2/litersolar adalah 2,68 kg CO2/literbensin adalah 2,35 kg CO2/liter Sehingga untuk mengetahui berapa besar jejak karbon kita dari aktivitas perjalanan, kita bisa menghitungnya dari berapa banyak bahan bakar yang digunakan. Sementara untuk konsumsi rumah tangga, pada umumnya carbon footprint dihitung dari berapa kWh listrik yang digunakan dalam satu tahun. Jejak karbon carbon footprint untuk konsumsi listrik rumah tangga ini kemudian bergantung dari jenis pembangkit listrik yang digunakan, apakah menggunakan batubara seperti PLTU-PLTU di Indonesia, bahan bakar diesel seperti pada PLTD, nuklir, atau menggunakan energi terbarukan misalnya surya, angin, panas bumi, atau hydropower. Sumber Jejak Karbon – Biogas Rumah

Sebuahjejak karbon dan penilaian siklus hidup (LCA) digunakan untuk secara sistematis merekam dan menganalisis dampak terhadap lingkungan di seluruh siklus hidup produk atau layanan. Analisis mempertimbangkan semua bahan baku, transportasi, proses produksi, penggunaan dan pembuangan produk.
Hai teman-teman, kalian pernah dengar tentang konsep jejak karbon? Jejak karbon merujuk kepada total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh suatu aktivitas atau kegiatan, mulai dari produksi hingga penggunaan energi. Dengan demikian, menghitung jejak karbon menjadi penting dalam upaya menjaga lingkungan dan mencegah pemanasan global. Artikel ini akan membahas tentang cara menghitung jejak karbon secara sederhana dan bagaimana kita dapat membantu dalam mengurangi emisi gas rumah kaca kita. Yuk disimak! Apa itu Jejak Karbon dan Mengapa Penting untuk Dikelola? TeknologiGo GreenManfaat Pengurangan Jejak Karbon Jejak karbon adalah jumlah emisi gas rumah kaca GRK yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas manusia dan disebut sebagai jejak karbon atau catatan emisi karbon. Emisi karbon adalah efek samping dari kegiatan manusia seperti membakar bahan bakar fosil untuk transportasi, produksi listrik, dan bangunan. Jejak karbon merupakan bagian penting dari perubahan iklim global, yang merupakan masalah global yang perlu kita tindak lanjuti bersama. Tanpa pengurangan emisi karbon, perubahan iklim akan terus berlanjut dengan suhu yang lebih tinggi dan bencana alam yang semakin parah. Mengurangi jejak karbon adalah tanggung jawab bersama dan penting untuk dikelola, agar kita dapat mencapai lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Mengurangi emisi karbon juga dapat membantu mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan efisiensi energi. Ketika kita memperhitungkan jejak karbon, kita dapat menentukan emisi karbon kita dan memahami dampaknya terhadap lingkungan dan bagaimana kita dapat mengurangi jejak karbon kita. Dengan memperhitungkan jejak karbon, kita dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon kita. Misalnya, kita dapat menggunakan transportasi publik atau kendaraan listrik, beralih ke energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi di rumah atau tempat kerja, memperbaiki tutup saluran air, atau mengkonsumsi produk yang menggunakan bahan daur ulang. Langkah-langkah penting untuk mengurangi jejak karbon adalah memahami dampaknya, memperhitungkan emisi karbon kita, dan mengambil tindakan untuk mengurangi emisi tersebut. Setiap orang dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dengan melakukan pilihan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita semua berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon, kita dapat mencapai tujuan bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi kita dan generasi berikutnya. Kita harus meningkatkan kesadaran dan peduli akan pentingnya mengurangi emisi karbon. Perubahan kecil dapat memberikan dampak besar untuk lingkungan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melakukan pengurangan emisi karbon dari aktivitas sehari-hari kita untuk memberikan lingkungan yang lebih baik bagi kita dan generasi mendatang. Cara Menghitung Emisi Karbon pada Berbagai Aspek Kehidupan Sehari-hari Sekarang ini, orang semakin menyadari pentingnya untuk mengurangi emisi karbon sebagai bentuk dukungan terhadap upaya mengurangi pemanasan global. Banyak orang merasa kesulitan karena merasa tidak tahu harus mulai dari mana. Namun, mulai dari kebiasaan sehari-hari, kita dapat menurunkan emisi karbon dengan cara cara yang mudah. Berikut adalah cara menghitung emisi karbon pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari Transportasi Transportasi merupakan salah satu aspek kehidupan sehari-hari yang banyak menimbulkan karbon dioksida. Menghitung emisi karbon dari transportasi adalah langkah pertama yang dapat diambil dalam upaya mengurangi dampak transportasi pada lingkungan. Salah satu cara untuk menghitung emisi karbon dari transportasi adalah dengan menghitung jarak yang ditempuh dengan kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan. Ada beberapa kalkulator online yang dapat digunakan untuk menghitung emisi karbon dari kendaraan bermotor. Selain itu perlu juga diketahui intensitas emisi dari jenis kendaraan dan bahan bakar yang digunakan. Rumah Tangga Banyak hal kecil yang dapat dilakukan di rumah tangga untuk mengurangi emisi karbon. Misalnya, menggunakan lampu hemat energi untuk mengurangi penggunaan energi listrik, mendaur ulang bahan-bahan seperti kertas dan plastik untuk mengurangi limbah, menggunakan pipa air untuk menampung air hujan bagi kebutuhan irigasi dan lain sebagainya. Selain itu menghitung jumlah energi yang digunakan di rumah juga bisa dilakukan dengan menghitung konsumsi listrik dan gas tabung LPG berdasarkan jenis dan jumlah alat listrik dan gas yang digunakan sehari-hari. Makanan dan Minuman Tidak banyak orang yang tahu bahwa makanan yang kita konsumsi sebenarnya juga memiliki dampak pada emisi gas rumah kaca. Misalnya, makanan yang dihasilkan melalui pertanian intensif atau impor makanan dari luar negeri meningkatkan emisi karbon yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, menghitung jejak karbon makanan dan minuman merupakan cara untuk memilih makanan yang lebih ramah lingkungan. Caranya dengan memperhatikan dari mana makanan dan minuman itu berasal, cara pengambilan, jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi dan lain sebagainya. Pembelian Barang Cara menghitung jejak karbon dalam pembelian barang juga bisa dilakukan dengan memperhatikan sumber, jenis bahan, jarak tempuh pengiriman, dan cara penggunaan barang yang diperlukan. Beberapa sektor yang umumnya menimbulkan banyak emisi karbon misalnya tekstil, perangkat elektronik, serta bahan konstruksi. Kebun atau Taman Perawatan kebun dan taman juga berpengaruh terhadap emisi karbon. Penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan irigasi yang tidak efisien meningkatkan emisi karbon. Cara menghitung emisi karbon pada kebun atau taman adalah dengan menghitung penggunaan pupuk, pestisida, dan pembuangan limbah yang dihasilkan. Banyak cara sederhana untuk menghitung emisi karbon pada kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui cara menghitungnya, kita dapat menentukan tindakan yang tepat dan berkontribusi pada lingkungan. Strategi Mengurangi dan Mengompensasi Jejak Karbon yang Dihasilkan Perubahan iklim merupakan permasalahan serius yang sedang dihadapi dunia saat ini. Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, salah satunya adalah emisi gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Oleh karena itu, menghitung jejak karbon adalah langkah awal yang perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang kita berikan terhadap perubahan iklim. Setelah mengetahui berapa banyak emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas, langkah selanjutnya adalah mengurangi dan mengompensasi jejak karbon tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengompensasi jejak karbon 1. Mengurangi Jejak Karbon Langkah utama dalam mengurangi jejak karbon adalah dengan mengurangi jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain Mengurangi Penggunaan Listrik – Mengurangi penggunaan listrik dan memilih sumber listrik yang ramah lingkungan seperti energi terbarukan bisa menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan. Menggunakan Transportasi Publik – Menggunakan transportasi publik yang ramah lingkungan seperti kereta api atau bus bisa menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan dari penggunaan mobil pribadi. Mengurangi Pemakaian Plastik – Menghindari pemakaian plastik yang sulit terurai bisa menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan dari pengolahan sampah plastik. 2. Mengompensasi Jejak Karbon Setelah mengurangi penggunaan energi, masih ada jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, mengompensasi jejak karbon adalah langkah yang perlu dilakukan untuk mereduksi dampak yang diberikan terhadap perubahan iklim. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain Penggunaan Sumber Energi Terbarukan – Menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga matahari atau angin bisa menjadi cara untuk mengurangi jejak karbon dan juga membantu mengurangi penggunaan energi fosil. Pembelian Sertifikat Karbon – Membeli sertifikat karbon berarti menjalankan kegiatan penanaman pohon atau proyek energi terbarukan yang berkontribusi dalam mengurangi emisi CO2. Menanam Pohon – Menanam pohon dapat membantu mengurangi emisi CO2 diudara dan sekaligus mereduksi dampak yang diberikan pada lingkungan. 3. Mengubah Gaya Hidup Mengubah gaya hidup sesuai dengan prinsip ramah lingkungan dapat menjadi langkah yang efektif dalam mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan Mengurangi Pemakaian Air – Mengurangi penggunaan air bisa menurunkan penggunaan energi dan juga emisi CO2 yang dihasilkan dari pengolahan air. Menghindari Pemakaian Plastik Sekali Pakai – Memilih alternatif produk yang ramah lingkungan seperti kantong belanja reusable dan botol minuman reusable bisa membantu mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah. Memilih Makanan Lokal dan Organik – Makanan lokal dan organik bisa membantu mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari transportasi dan proses produksi makanan. Merawat Tanaman di Rumah – Merawat tanaman di rumah seperti membuat taman kecil atau menanam sayur-sayuran bisa membantu mengurangi emisi CO2 dan juga memberikan manfaat positif bagi Anda dan lingkungan. Dalam rangka memerangi perubahan iklim, setiap individu perlu berkontribusi dalam mengurangi dan mengompensasi jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari. Dengan mengikuti beberapa strategi tersebut, kita bisa menjadi kontributor positif dalam upaya melindungi planet ini. Peran Teknologi dan Go Green Berkontribusi pada Pengelolaan Jejak Karbon Jejak karbon atau yang biasa dikenal dengan carbon footprint, merupakan jejak atau dampak dari aktivitas manusia terhadap peningkatan gas karbon dioksida CO2 dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Gas rumah kaca yang berlebihan tersebut adalah hasil dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan secara masif untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Adanya peningkatan emisi karbon dioksida ke atmosfer ini berdampak buruk pada lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Untuk mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh jejak karbon ini, kita dapat melakukan pengurangan emisi CO2 secara berkelanjutan. Dalam pengelolaan jejak karbon ini, teknologi dan gaya hidup Go Green berperan penting dalam membantu pengurangan emisi karbon dioksida sehingga dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat. Teknologi Teknologi adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan menekan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia. Teknologi yang ramah lingkungan atau biasa disebut teknologi hijau, dapat mengurangi konsumsi energi yang berlebihan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Kontrol penggunaan energi pada rumah tangga pada saat tidak digunakan dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi hijau, seperti penggunaan lampu LED atau penyesuaian elektronik dengan efisiensi energi yang lebih baik. Dalam dunia industri, teknologi hijau dapat membantu pengurangan emisi karbon dioksida dengan melakukan pengurangan terhadap penggunaan bahan bakar dan pemakaian tenaga listrik yang hemat energi. Go Green Go Green adalah gaya hidup yang ramah lingkungan dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dan lingkungan. Kita dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan mengganti kendaraan pribadi dengan kendaraan umum, seperti kereta api, bus, atau menggunakan sepeda. Selain itu, kita juga dapat mengurangi penggunaan bahan plastik dengan menggunakan botol kaca atau botol tumbler yang dapat digunakan berulang kali untuk meminimalkan sampah plastik. Go Green juga dapat diaplikasikan pada industri, dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik dan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan. Dengan menerapkan gaya hidup Go Green, kita dapat meminimalkan jejak karbon yang dihasilkan dan memberikan kontribusi bagi pengurangan emisi karbon dioksida yang merusak lingkungan. Manfaat Pengurangan Jejak Karbon Pengurangan jejak karbon sangat penting dilakukan untuk mengurangi dan mencegah dampak negatif yang dihasilkan oleh kegiatan manusia terhadap lingkungan. Selain itu, pengurangan jejak karbon juga dapat memberikan manfaat positif yang besar bagi manusia dan lingkungan, di antaranya Menjaga lingkungan tetap sehat dan meminimalkan pengaruh buruk dari perubahan iklim Menurunkan biaya energi dengan penggunaan teknologi energi bersih, seperti tenaga surya dan angin Meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup manusia dengan lingkungan yang lebih bersih dan sehat Meningkatkan kesadaran manusia terhadap pentingnya lingkungan dan menjadikan pengelolaan jejak karbon sebagai bagian penting dalam gaya hidup Dalam keseluruhan, teknologi dan gaya hidup Go Green sangat berperan penting dalam mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Kita perlu memperhatikan dampak dari kegiatan sehari-hari terhadap lingkungan dan melakukan tindakan yang ramah lingkungan untuk membantu pengurangan emisi karbon dioksida dan memberikan kontribusi bagi lingkungan yang lebih sehat. Langkah Mudah untuk Mengurangi Jejak Karbon dengan Perubahan Kebiasaan Sehari-hari Salah satu cara untuk melestarikan bumi adalah dengan mengurangi jejak karbon. Jejak karbon adalah jumlah gas karbon dioksida CO2 yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas manusia. Semua orang dapat membantu mengurangi jejak karbon dengan mengubah kebiasaan sehari-hari. Berikut adalah lima langkah mudah untuk mengurangi jejak karbon 1. Menggunakan Transportasi yang Ramah Lingkungan Transportasi adalah salah satu penyumbang terbesar dalam produksi gas CO2. Kita dapat mengurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi yang ramah lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, menggunakan kereta api atau angkutan umum. Jika memungkinkan, hindari menggunakan mobil pribadi karena mobil pribadi merupakan penyumbang terbesar gas CO2 dalam transportasi. 2. Menerapkan Kebiasaan Hidup Sehat Menerapkan kebiasaan hidup sehat tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan kita, tetapi juga bumi. Beberapa kebiasaan hidup sehat yang dapat membantu mengurangi jejak karbon adalah diet nabati, mengurangi konsumsi daging dan produk susu, serta memilih produk organik dan lokal. Kita juga dapat mengurangi penggunaan plastik dengan membawa botol minum sendiri dan membawa tas belanja reusable saat berbelanja. 3. Penghematan Energi Penghematan energi sangat penting dalam mengurangi jejak karbon. Beberapa cara untuk menghemat energi adalah dengan mematikan lampu ketika tidak digunakan, mengurangi penggunaan AC dan memasang panel surya di rumah kita. Jagalah agar peralatan listrik yang tidak digunakan dimatikan selepas digunakan agar tidak terus memakai listrik. Menggunakan lampu LED juga membantu menghemat energi sehingga dapat mengurangi produksi CO2. 4. Mendukung Praktik Bisnis yang Ramah Lingkungan Memilih produk yang berasal dari perusahaan yang bertanggung jawab secara lingkungan juga dapat membantu mengurangi jejak karbon. Beberapa praktik bisnis yang ramah lingkungan adalah Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan. Mengurangi emisi gas dengan menggunakan energi terbarukan dan bahan bakar alternatif. Mengurangi jumlah limbah dan mendaur ulang produk. Mengedukasi dan melibatkan konsumen tentang pentingnya menjaga lingkungan. 5. Menanam Pohon dan Mengurangi Penggunaan Kertas Menanam pohon adalah cara efektif untuk mengurangi jejak karbon. Pohon dapat menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi oksigen yang kita hirup. Kita dapat menanam pohon di lingkungan sekitar kita, menanam di sisi jalan, di taman kota, atau fasilitas publik lainnya. Selain itu, kita juga dapat mengurangi penggunaan kertas untuk mengurangi penebangan pohon. Menggunakan media digital seperti email dan dokumen digital adalah salah satu cara mengurangi penggunaan kertas. Mengurangi jejak karbon adalah tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan bumi dan memastikan anak cucu kita hidup di bumi yang lebih hijau. Semua kecil yang kita lakukan dapat membantu mengurangi jejak karbon dan menjaga alam. Yuk, mulai dari kebiasaan sehari-hari! Penutup Nah itulah tadi cara menghitung jejak karbon, gampang kan? Dengan cara ini, kita bisa tahu seberapa besar pengaruh kita terhadap lingkungan dan seberapa efektif tindakan kita dalam mengurangi emisi karbon. Semoga artikel ini bermanfaat ya untuk kamu yang peduli dengan lingkungan sekitar. Jangan lupa untuk berkunjung lagi ke website kami untuk mendapatkan informasi dan tips lingkungan yang lebih menarik. Terima kasih sudah membaca!
BeginiCara Teknologi Cloud Kurangi Emisi Karbon hingga 78 Persen. Saat ini jejak karbon atau carbon footprint menjadi masalah serius dunia karena karbon berupa jumlah emisi karbon dioksida (CO2) dari memberikan dampak negatif bagi lingkungan, termasuk perubahan iklim. Tak mengherankan, kalangan pemerintahan di berbagai belahan dunia berupaya
Pernahkah terlintas dalam pikiranmu, berapa besar kira-kira emisi karbon yang dihasilkan selama kita beraktivitas sehari-hari dan dari mana saja sumber emisinya? Sebenarnya apa saja penyebab emisi yang bisa jadi kita hasilkan? Penasaran? Mari kita hitung menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi! Anggap saja ini hari Minggu, kamu sedang berada di kos-kosan/kontrakan/apartemen/maupun rumah. Kamu tinggal sendiri dan sedang ingin beristirahat hanya dengan bersantai di rumah. Menikmati hari Minggu bersiap menghadapi hari Senin. Pagi, kamu bangun dari tempat tidur, mematikan kipas angin yang kamu hidupkan hampir semalaman penuh. Tampaknya kota sedang terasa panas, kamu tak betah tidur sembari keringatan. Menghidupkan kipas angin solusinya! Pagi ketika bangun kamu lantas mematikannya. Total Jejak Karbon yang Dihasilkan Menggunakan Kipas Angin Selama 6 Jam Selama enam jam, satu buah kipas angin menghasilkan jejak karbon sebesar 0,21 ton CO2eq/hari, kalau sebulan 6,37 ton CO2eq, dan selama setahun 77,53 ton CO2eq. Setelah mematikan kipas angin dan beranjak dari tempat tidur, kamu geser ke kamar mandi. Cuci muka sebentar, tak mandi. Lanjut ke dapur menyiapkan rice cooker, kamu hendak memasak nasi untuk sarapan nanti. Total Emisi Karbon yang Dihasilkan Menggunakan Rice Cooker Celama 1 Jam Waktu yang dibutuhkan untuk memasak nasi kira-kira satu jam. Berdasarkan hitungan kalkulator karbon Imbangi, satu jam memasak nasi menggunakan satu rice cooker menghasilkan 0,35 ton CO2eq/hari, kalau sebulan 10,62 ton CO2eq, sementara setahun 129,21 ton CO2eq. Menunggu nasi matang dan tanak, kamu mengecek kulkas, barangkali ada sayur atau bahan makanan yang bisa dimasak. Akan tetapi, kamu menemukan jus jeruk semalam yang belum habis. Cocok untuk mengganjal perut di pagi hari pikirmu. Baca juga Tutorial Menghitung Emisi dengan Kalkulator Jejak Karbon Imbangi Total Emisi yang Dihasilkan Menggunakan Kulkas Selama 24 Jam Kulkas mungkin salah satu atau bisa jadi satu-satunya peralatan listrik yang menyala hampir selama 24 jam non-stop. Kalau dihitung, satu buah kulkas yang menyala selama 24 jam/hari menghasilkan jejak karbon 8,50 ton CO2eq per hari, 254,88 ton CO2eq per bulan, dan ton CO2eq per tahun. Minum jus sudah, tetapi nasi belum matang. Kamu menuju televisi hendak mencari film terbaru. Menunggu sembari menonton film favorit. Kira-kira berapa emisi yang dihasilkan ya? Total Emisi yang Dihasilkan Menggunakan Televisi Selama 2 Jam Anggap saja kamu menyalakan televisi selama 2 jam, untuk menonton satu film hingga selesai. Kalau menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi, televisi yang menyala selama 2 jam menyumbang jejak karbon sebesar 0,12 ton CO2eq per hari, 3,54 ton CO2eq per bulan, dan 43,07 ton CO2eq per tahun. Di tengah menonton film, kamu sadar ada pekerjaan kantor yang sepertinya belum selesai. Bergegas menuju meja kerja, mengambil laptop dan mengeceknya. Astaga, Kamu lupa! Revisi Bos minggu lalu belum kamu kirimkan kembali. Kirimkan sekarang sebelum lupa lagi! Total Emisi Karbon yang Dihasilkan Menggunakan Laptop Selama 1 Jam Satu jam sepertinya cukup untuk mengecek ulang revisi pekerjaan sebelum akhirnya mengirim kepada Bos. Eits, satu jam kamu memakai laptop, ada 0,01 ton CO2eq karbon yang dihasilkan. Terlalu fokus dengan pekerjaan, tak kamu sadari film dengan durasi dua jam berakhir sudah tanpa terlalu kamu perhatikan. Ending-nya tadi bagaimana ya? Akhirnya, Televisi kamu matikan, giliran dispenser yang dicolokkan! Kamu butuh kopi untuk menemani Minggu yang seharusnya santai tetapi terganggu revisi pekerjaan. Total Emisi yang Dihasilkan Menggunakan Dispenser Selama 1 jam Menghangatkan air selama kurang lebih satu jam untuk membuat kopi menghasilkan jejak karbon sebesar 0,30 ton CO2eq, 8,96 ton CO2eq, dan 108,97 ton CO2eq. Jadi, berapa total emisi yang dihasilkan? Kalau dijumlahkan ada 9,49 ton jejak karbon dari menggunakan berbagai peralatan elektronik dengan durasi yang berbeda-beda. Baca juga Lebih Besar Mana, Emisi Karbon Mobil atau KRL? Hitung Jejak Karbonmu dengan Kalkulator Emisi Karbon Imbangi Kamu juga bisa menghitung emisi atau jejak karbon yang dihasilkan versi aktivitas sehari-harimu dengan kalkulator jejak karbon Imbangi! Menggunakan Imbangi, kamu bisa menghitung total emisi yang dihasilkan dari berbagai jenis aktivitas tak hanya peralatan listrik. Ada berbagai kategori perhitungan emisi di Imbangi mulai dari kendaraan, konsumsi listrik wilayah, bahan bakar industri, AC atau pendingin ruangan, dan lain sebagainya. Setelah menghitung dan mengetahui berapa besar emisi yang dihasilkan, kamu juga bisa mengimbangi atau melakukan carbon offsetting dengan cara menanam pohon. LindungiHutan bekerja sama dengan Mitra Petani di berbagai lokasi penanaman membantumu menanam pohon untuk tebus emisi!Penasaran cara kerjanya? Ingin mencobanya? Coba segera kalkulator jejak karbon Imbangi GRATIS di sini! Sudahkah Kamu Menghitung Jejak Karbonmu Hari Ini? Hitung jejak karbonmu sekarang juga dengan menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi. Melalui kalkulator karbon Imbangi, kamu bisa menghitung besar emisi karbon dari penggunaan kendaraan, listrik, dan peralatan elektronik lainnya.
Merekamenggunakan perantara aplikasi Jejak.In sebagai penyedia jasa Konsep Netral Karbon dalam kegiatan BAKA-RAYA PROJECT diterapkan dengan cara menghitung emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan menggunakan carbon footprint calculator khusus pendakian yang dikembangkan oleh Mapala UI dengan referensi dari WRI (World Resources
Urusan perut ini memang gak main-main. Center for Sustainable Systems, University of Michigan menyatakan bahwa bila dihitung, jejak karbon makanan bisa mencapai 30% dari total jejak karbon di satu rumah tangga. Dalam salah satu penelitian yang ada di Annual Review of Environment and Resources di tahun 2012 disebutkan bahwa sistem makanan ini berkontribusi sekitar 19-29% dari total emisi gas rumah kaca GRK di dunia akibat kegiatan manusia atau sumber GRK antropogenik. Enam tahun kemudian, angka ini masih konsisten, seperti yang diangkat oleh penelitian yang dimuat di Science, salah satu jurnal dari American Association for the Advancement of Science di tahun 2018, yang menyatakan bahwa rantai makanan ini berkontribusi terhadap 26% total emisi GRK antropogenik. Karena besarnya ini, urusan produksi makanan ini memang menjadi salah satu kunci potensial mitigasi alias pencegahan dari perubahan iklim dunia. Lalu bagaimana sebenarnya menghitung jejak karbon makanan kita, dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa membantu menguranginya?Beberapa literatur memperlihatkan komponen perhitungan yang sedikit berbeda, tapi pada intinya menggunakan prinsip Life Cycle Assessment. Ini artinya dari awal produksi hingga akhir penggunaan produk-produk peternakan dan pertanian ini diidentifikasi semua aktivitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga bisa dihitung total jejak karbon dari produk tersebut. Lagi-lagi, dari beberapa literatur yang kami rujuk, terdapat perbedaan dari sumber-sumber gas rumah kaca yang diidentifikasi dan dihitung kontribusinya dalam menghitung emisi GRK ini. Tapi pada dasarnya ada dua bagian besar yang menjadi sumber utama yang diperhitungkan meliputiFaktor input, seperti produksi pakan ternak atau pupuk dan bibitPenggunaan lahan, yaitu teknik bertani/beternak, seperti berapa kali lahan menghasilkan panen per tahun, waktu jeda tanam, dan manajemen lahan. Termasuk dalam komponen ini adalah pelepasan karbon bila ada pembukaan lahan, terutama dari hutan menjadi ladang pertanian/peternakan, praktek pembakaran sisa panen, serta penyerapan karbon dari tanaman-tanaman emisi GRK yang langsung berhubungan dengan hewan ternak/tanaman pertanian, seperti gas metana dari sistem pencernaan ternak, pengelolaan kotoran ternak, penggunaan pupuk, dan irigasi emisi GRK dari sumber energi yang dipakai di lahan pertanian/peternakan, seperti listrik dan bahan bakar yaitu pemrosesan produk, pengemasan, transportasi, dan ritelPemrosesan produk, yaitu sumber GRK dari energi yang digunakan saat penyembelihan binatang ternak, dan pendinginan produk. Proses pengemasan terkadang dimasukkan ke dalam komponen produk, yaitu emisi GRK dari transportasi di hulu, artinya transportasi dari produksi bahan makanan ke tempat pemrosesan dan ke poin ritel, bukan di hilir, yaitu energi yang dipakai untuk para konsumen membeli di toko atau poin ritel yaitu GRK yang diemisikan dari energi saat bagian pasca-pertanian/peternakan ini ada juga yang memasukkan proses mengolah produk cara masak dan pengelolaan didapatkan angkanya, angka emisi ini akan dikalibrasi untuk menjadi angka emisi per satuan unit fungsional dari bahan-bahan makanan yang diproduksi ini. Artinya yang benar-benar bisa dimakan, karena bila berat sapi hidup 200 kg, tidak seluruh 200 kg itu bisa dimakan. Faktor kehilangan makanan juga terkadang dimasukkan dalam perhitungan emisi GRK sebagai karena bila bahan makanan sudah siap dijual namun terbuang, atau makanan sudah dibeli tapi dibuang atau terbuang, berarti ada jejak karbon yang harus diperhitungkan ke dalam porsi makanan yang akhirnya sampai ke perut dijadikan per satuan hasil produk gram atau kg, angka jejak karbon ini juga ada yang mengkonversi juga menjadi angka per satuan nutrisi, yang diekspresikan dalam kilo kalori. Kompleks? Haha, iya jangan khawatir, sudah ada para cendikia yang sudah menghitung angka emisi ini. Banyak juga kalkulator daring untuk menghitung jejak karbon makanan kita. Tapi karena metodenya berbeda dan faktor-faktor yang diperhitungkan juga berbeda maka angka yang dihasilkan pun bisa berbeda. Sebagai orang awam, menurutku sih kita gak perlu berdebat tentang perbedaan angka ini. Karena ada beberapa hal serupa di antara kajian-kajian ilmiah ini yang bisa diambil pelajarannya, supaya kita, para konsumen yang senantiasa lapar ini apalagi pas WFH bisa berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon dari urusan perut kita mesti apa, nih supaya jejak karbon kita bisa berkurang? Akan ada di artikel selanjutnya. Stay tuned, hungry people!carbonfootprint Food Jejakkarbon
Dalamfitur ini, pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan. Selanjutnya, total penghitungan dapat dikonversi dalam program penanaman pohon. Inovasi ini, menurutnya, dapat memberikan rasa tanggung jawab bagi setiap individu akan emisi karbon yang dikeluarkan dari sisa konsumsi rumah tangga.
PEMAHAMAN tentang siklus karbon Bumi semakin penting dalam era perubahan iklim seperti sekarang. Apakah Anda tahu bahwa sedimen laut telah menjadi salah satu reservoir utama yang berperan dalam penyimpanan karbon global? Sedimen laut, yang mencakup dasar lautan, perairan dangkal, dan perairan dalam, terbukti menjadi reservoir yang signifikan untuk karbon organik dan anorganik. Penyimpanan karbon adalah proses alami yang mengikat karbon dari atmosfer atau ekosistem dan menyimpannya dalam reservoir tertentu. Reservoir dimaksud dapat berupa biomasa, kolom perairan, maupun sedimen. Baca juga Peneliti LIPI Ekspor Pasir Laut Akan Berdampak ke Lingkungan dan SosialAda tiga sumber utama produksi karbon organik dalam sedimen laut. Pertama, materi partikulat dari serasah detritus sisa-sisa organisme laut yang mengendap ke dasar laut melalui proses pompa karbon biologis mengikuti gaya gravitasi. Kedua, proses diagenesis mikroorganisme yang mengubah sisa-sisa organisme menjadi materi organik yang lebih kompleks. Ketiga, input sungai dan daratan yang memberikan sejumlah signifikan karbon organik ke sedimen pesisir dan paparan benua. Proses produksi karbon organik dalam sedimen laut juga dipengaruhi berbagai faktor seperti tingkat produktivitas primer, ketersediaan nutrien, suhu, dan kondisi oksigen di lingkungan perairan. Tingkat produktivitas primer yang tinggi di wilayah dengan nutrien yang melimpah dapat menghasilkan produksi karbon organik yang lebih besar dalam sedimen Karbon Jangka Panjang Karbon organik yang terakumulasi dalam sedimen laut terisolasi dari atmosfer dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan karbon organik yang terdapat di dalam ekosistem laut yang lebih aktif secara biologis. Hal ini dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya oksigen, kondisi lingkungan yang lebih stabil, dan laju dekomposisi yang lebih rendah di dalam sedimen laut. Selain karbon organik, sedimen laut juga menyimpan karbon dalam bentuk karbonat. Karbonat terbentuk melalui proses pengendapan kalsium karbonat yang berasal dari organisme laut seperti moluska, foraminifera, dan karang. Baca juga Menteri KKP Ekspor Pasir Laut Tidak Diambil dari Sembarangan Lokasi Proses itu melibatkan terserapnya karbon dioksida atmosfir ke kolom air laut, kemudian reaksi kimiawi karbon dioksida dalam air laut dan tersimpannya dalam bentuk mineral karbonat. Akumulasi karbonat dalam sedimen laut juga berkontribusi pada penyimpanan karbon jangka panjang. Sedimen laut juga berperan dalam penyimpanan karbon geologis yang melibatkan karbonat dan karbon organik dalam skala waktu geologi yang sangat panjang. Proses pengendapan dan pengubahan sedimen laut dalam jutaan tahun dengan kondisi tekanan tinggi dapat menghasilkan pembentukan lapisan batuan yang mengandung karbon. Emisi Karbon akibat Gangguan Sedimen Laut Penelitian Atwood dkk. 2020 menyebutkan, rata-rata cadangan karbon pada lapisan permukaan sedimen laut global adalah MgC/ km2 mega gram karbon per kilometer persegi. Sementara itu pada zona ekonomi eksklusif ZEE diketahui cadangan karbon sedimen adalah MgC/ km2.
Konsentrasigas rumah kaca yang ada di atmosfer ini dapat dihitung sebagai jejak karbon. Jejak karbon adalah jumlah dari gas rumah kaca yang diproduksi oleh setiap kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jejak karbon biasanya dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida atau CO2. Apa itu Jejak Karbon?
Menghitung jejak karbon Carbon Footprint, apa lagi itu?. Jejak karbon adalah jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa event, produk atau individu. Emisi karbon CO2 yang kita hasilkan berasal dari berbagai aktifitas sehari-hari seperti penyalaan lampu dan peralatan listrik, pola makan, dan cara bepergian. Jejak karbon inilah yang akan kita hitung. Untuk meghitung jejak karbon yang kita hasilkan sehari-hari kini telah tersedia berbagai alat bantu yang biasa disebut Karbon Kalkulator Carbon Footprint Calculator. Kalkulator Jejak Karbon. Kini, berbagai situs menyediakan Kalkulator Jejak Karbon Carbon Footprint Calculator yang dapat kita manfaatkan untuk menghitung sebera besar emisi karbon yang dihasilkan dalam keseharian. Beberapa Kalkulator Jejak Karbon antara lain Carbon Footprint Calkulator – WWF Indonesia Kalkulator jejak karbon milik WWF Indonesia ini tergolong yang sederhana dan paling mudah digunakan. Sobat cukup mengunjungi situs Tanpa perlu mendaftar Sobat langsung dihadapkan pada beberapa pertanyaan tentang transportasi dan kondisi rumah. Setelah diisi kesemuanya, klik tombol “Hitung” yang ada di bagian bawah dan anda langsung diperlihatkan hasilnya berupa jumlah CO2 yang dikeluarkan dalam setahun dalam satuan ton. Sobat juga diberikan saran untuk menanam pohon setara dengan emisi karbon yang dihasilkan. Kalkulator Jejak Karbon – IESR Indonesia Menghitung jejak karbon menggunakan Kalkulator dari IESR Institute for Essential Services Reform, Sobat diharuskan untuk registrasi. Pertama kunjungi situs Setelah registrasi, ceck email konfirmasi dan klik link “Activate Your Account“. Setelahnya Sobat bisa login dan mulai melakukan penghitungan emisi harian. Isi pertanyaan yang disediakan berkenaan dengan pemakaian listrik harian, sampah harian, dan perjalanan harian. Jika sudah, klik “Hitung Total Emisi” di bagian bawah. Hasil penghitungan terdiri atas tiga bagian yakni Emisi Harian, Emisi Tahunan, dan Emisi Perjalanan Udara dalam satuan gram. Sobat juga bisa mengetahui menghitung seberapa besar emisi yang bisa dikurangi jika bersedia lebih hemat. Kalkukator Jejak Karbon lainnya Masih banyak kalkutor penghitung jejak karbon lainnya yang bisa digunakan dan disediakan oleh berbagai situs, seperti Namun menurut hemat saya kedua kalkulator yang di atas lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Tidak akurat 100%. Berapa patokan seorang dikatakan poluter, atau ramah lingkungan. Namun menurut US Department of Energy’s Carbon Dioxide Information Analysis Center CDIAC rata-rata emisi karbon per kapita di Indonesia pada tahun 2008 adalah 1,8 ton setara CO. Pun penghitungan jejak karbon yang dilakukan oleh kalkulator-kalkulator ini tidak bisa dianggap akurat 100%. Karena perhitungan carbon footprint jauh lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak parameter dan variabel. Namun setidaknya dapat diukur seberapa banyak Sobat ikut menyumbang pemanasan global pada satu-satunya bumi ini sehingga menjadi acuan untuk lebih ramah lingkungan. Referensi dan gambar Baca artikel tentang lingkungan dan alam lainnya Tentang alamendah Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
M8Kdo.
  • zfuvlb436a.pages.dev/373
  • zfuvlb436a.pages.dev/475
  • zfuvlb436a.pages.dev/7
  • zfuvlb436a.pages.dev/199
  • zfuvlb436a.pages.dev/404
  • zfuvlb436a.pages.dev/2
  • zfuvlb436a.pages.dev/60
  • zfuvlb436a.pages.dev/22
  • cara menghitung jejak karbon